Apakah Penilaian Program

Posted on  by admin

Dalam kaitannya dengan evaluasi hasilhumas, posisi evaluasi sangat strategis dalam upaya untuk menentukan arahkebijakan selanjutnya bagi suatu lembaga atau organisasi. Suatu evaluasi yangdilaksanakan akan menjadi efisien dan efektif dan bermanfaat bagi lembaga atausekolah yang akan berimplikasi pada kemajuan sekolah, apabila evaluasi terhadapprogramnya dilaksanakan secara obyektif tanpa ada suatu intervensi yang terlalumendalam dari sekolah terhadap opini public dalam menentukan arah jawabannyaakan suatu lembaga atau organisasi yang ada di sekitarnya, kemudian ditindaklanjuti dengan program-program baru yang telah dimodifikasi sesuai dengankebutuhan yang ada dalam program pelaksanaan evaluasi. Case closed one truth prevails the mirapolis investigation iso.

Begitu pula sebaliknya,evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah akan menjadi tidak efektif dan efisiendan justeru mengarah kepada kemunduran dari sekolah itu sendiri, apabilaevaluasi terhadap programnya dilaksanakan tanpa mempertimbangkan obyektivitaspublic. Atau sekolah terlalu terjun secaramendalam dalam penentuan opini public tentang lembaga pendidikan yang ada,sehingga tujuan dari evaluasi yang mengarah kepada improvisasi program akanmenjadi tereliminasi oleh kpentingan-kepentingan sekolah dalam pelaksanaannya. Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahuigambaran tentang sesuatu, kemudian mendeskripsikannya, sedangkan dalalmevaluasi program pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutuatau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program. Setelaherkumpul, data tersebut dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.Dalam kegiatan penelitian dituntun oleh rumusan masalah sedangkan dalamevaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui tingkat ketercapaianprogram.

Apakah Penilaian Program

Maksud Penilaian Program

Apabila tujuan belum tercapai, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dansebabnya. Hasilnya digunakan unuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yangakan diambil. Praktisihumas yang menilai keberhasilan program berdasarkan jumlah ekspos media massayang diterima organisasi atau perusahaan, sebenarnya ia baru melakukan evaluasipada tahap pelaksanaan. Praktisi humas yang menilai keberhasilan programkehumasan berdasarkan peningkatan kesadaran perubahan pendapat, sikap dantingkah laku khalayak, ia telah melaukan evaluasi pada tahap efek atau dampak.Adapun praktisi humas yang menilai keberhasilan program kehumasan berdasrkanpujian yang diterima dai atasan atau pujian dari klien., ia baru memberikanevaluasi pada tahap persiapan atau mungkin juga pada tahap pelaksanaan yangbelum menyentuh tahap efek. Programmerupakan suatu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang salingberkaitan untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh system tersebut. Komponentersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tiap-tiap komponenterdiri atas beberapa subkomponen dan tiap-tiap subkomponen terdapat beberapaindikator.

Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untukmengetahui keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwakegagalan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponenyang lain. Cutlip,Broom, dan Center mengemukakan beberapa tingkatan atau metode evaluasi programyang dilakukan oleh praktisi publicrelations, yaitu evaluasi persiapan, evaluasi implementasi, dan evaluasidampak. Setiap tingkatan dalam evaluasi program memberikan kontribusi pada meningkatnyapemahaman dan menambah informasi untuk menilai efektivitas program. Setiaptingkatan evaluasi program tersebut juga menilai atau mengevaluasi untukkebutuhan atau aspek yang berbeda sehingga tingkatan tersebut bukan merupakanmetodologi yang terstruktur, melainkan tingkatan yang berbeda satu sama lain. Evaluasi persiapanmenilai kualitas dan kecukupan informasi dan perencanaan strategis. Evaluasi implementasi mendokumentasikankecukupan taktik dan upaya.

Evaluasidampak memberikan umpan balik atau konskuensi program. Tidak ada evaluasiyang lenkap tanpa adanya penenangan criteria pada setiap tingkatan. Ketigajenis evaluasi tersebut memiliki perbedaan satu sama lain, tetapi terutama bagipraktisi public relations yang jugamemiliki focus yang berbeda; “ Evaluasimeans different things to different pracititioners ”. Dalam pelaksanaan program yangdirencanakan oleh praktis publicrelations, kadang-kadang, bahkan secara berkala, ada beberapa informasiyang cukup penting atau vital tidak tersampaikan seperti yang telahdipersiapkan. Untuk itu, penilaian yang sistematis perlu dilakukan untukmenentukan kecukupan informasi dasar yang akan disampaikan untuk digunakan padasaat perencanaan program. Penilaian atau evaluasi juga menentukan serta menilaikecukupan pengumpulan informasi dan langkah cerdas dalam fase persiapan program.

Langkah ini merupakan dokumentasi langsungdari banyaknya surat, siaran berita, kisah fitur, publikasi, pengumuman layananpublik, dan komunikasi lainnya yang dibuat dan didistribusikan. Untuk itu,diperlukan dokumentasi semua materi dan aktivitas yang dibuat dandidistribusikan. Dokumentasi tersebut menyediakan bukti bahwa pelaksanaan programsesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Evaluasi tahap persiapan didasarkanpada temuan pada saat praktisi humas merencanakan program. Akan tetapi, dalamlaporan analisis situasi yang dibuat terdapat informasi yang luput daripengamatan.

Universiti Teknologi Malaysia

Akibatnya, praktisi humas tidak mendapat cukup dukungan informasilatar belakang ketika merencanakan programnya, inilah salah satu yang menjadialasan yang mengharuskan adanya evaluasi terhadap kecukupan informasi latarbelakang. Menurut Morissan, kegiatan yang harus diteliti pada bagian ini,antara lain. Risetanalisis isi ( content analysis)terhadap materi yang sudah diproduksi dan disebarkan, seperti pidato, klipimgberita media cetak dan bukti rekaman radio, dan televisi serta presentasilainnya menjadi bukti dalam riset televise untuk mengetahui seberapa tepatupaya telah dilakukan dengan rencana atau tujuan yang sudah ditetapkan.Tujuannya, praktisi humas menggunakan hasil analisis isi mendia massa untukmembuat perubahan program sekaligus menilai kembali strategi dan taktik yangsudah dilakuikan pada persiapan. Dalam hal ini, praktisi humas dituntut untukmelakukan penelitian analisis isi, yaitu hal-hal yang telah dipublikasi ataudisiarkan media massa mengenal perusahaan. Untuk melakukan riset analisis isi ( content analysis), terhadap materi yangsudah diproduksi dan disebarkan, praktisi humas memerlukan unsur pendukung. Menilai kemampuan praktisi humas dalammenulis pesan melalui media cetakan secara objektif. Dalam hal ini tesketerbacaan harus mempertimbangkan kemudahan suatu materi untuk dibaca, yaituapakah materi bacaan itu mudah di baca atau mudah dipahami.

Akan tetapi, tesini tidak mempertimbangkan isi bacaan, format bacaan, struktur isi bacaan, danelemen lainnya yang berkaitan dengan gaya penulisan. Singkatnya, tes ini hanyamenilai tingkat penerimaan pesan yang ditulis sumber melalui media cetakan,misalnya buku, artikel berita di surat kabar, poster, spanduk, dan sebagainya. Evaluasi kegiatan ini berfokus pada perhitungan mengenaijumlah khayalak pontesial, dengan tujuan menghasilkan jumlah khayalak yang sangatbesar. Hal ini dilakukan karena sebagian orangkadang-kadang mencampuradukan pengertian kedua khayalak ini. Khayalak pontesialyang memiliki jumlah audiens yang sangat besat sering dia anggap sebagaikhayalak efektif. Peryataan yang harus d jawab dalam hal ini adalah darisejumlah besar khayalak pontensial,berapa banyak yang benar-benar memberikanperhatian terhadap pesan yang di sampaikan?

Penilaian

Evaluasi adalah suatu proses untuk merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat beberapa alternatif dalam mengambil keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja dilaksanakan untuk memeperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat keputusan. Dimana informasi data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan. Fungsi evaluasi didalam tidak dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam batasan tentang evaluasi pendidikan yang telah dikemukakan tersirat bahwa tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian-pencapaian tujuan kurikuler. Di samping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, dan yang digunakan.

Dengan demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi itu dalam proses belajar-mengajar. Evaluasi berfungsi penempatanSystem baru yang kini banyak dipopulerkan di Negara barat, adalah sistem belajar sendiri.

Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat-bakat sendiri sehingga pelajaran akan akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi, disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.

Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana siswa yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

Makna bagi sekolah. Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.

Apakah Penilaian Program Sekolah

Hasil belajar merupakan cermin kualitas sesuatu sekolah. Informasi dari guru tentang tidak tepatnya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. Informasi hasil penilin yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pedomana bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum.

Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh siswa.